Kamis, 22 April 2010

Laporan Perjalanan Syeikh Qardhawi di Afrika Selatan


Doha - Dr Yusuf al-Qaradawi, Ketua Persatuan Ulama Muslim Internasional kembali ke Doha dengan selamat , setelah melakukan perjalanan ilmiah yang menyenangkan di Afrika Selatan selama sepekan ini. Selama di Afsel, beliau mendatangi perkuliahan-perkuliahan umum, kunjungan ke tempat-tempat penting di negeri tersebut, bertemu dengan Nelson Mandela, serta cendekiawan Muslim dan minoritas Muslim di sana.

Ini adalah kunjungan Qardhawi yang pertama secara khusus di Afrika Selatan. Beliau disambut hangat oleh kaum muslim dan komunitas Arab di sana. Di Bandara Sheikh Oolafar Tambo International (Johannesburg) dan Cape Town International Airport, beliau disambut oleh Ketua Mahkamah Islam beserta dua wakilnya : Maulana Sheikh Ihsan Hendrix, Syekh Ibrahim Jibril, Sheikh Ihsan Tholib, dan para pejabat, Cendekiawan, dan masyarakat Arab di kota itu. Begitu pula para ulama dari seluruh Afrika Selatan, di mana mereka menyambut syeikh dengan membentangkan  spanduk,  bertakbir dan bersenandung, serta ucapan selama datang secara khusus.

Sheikh Qardhawi menyatakan senang untuk mengunjungi Afrika Selatan, yang seringkali tertunda, beliau mengatakan " semuanya di sisi Allah sudah jelas waktunya" . Kunjungan ini adalah jawaban dari undangan pertama yang ditujukan kepada Syeikh untuk mengunjungi Afrika Selatan dari koleganya di Al-Azhar dan dakwah :  Syekh Abdul Hamid Khobiir, yang membersamai beliau dalam studi di Azhar beberapa tahun lamanya. Syeikh Abdul Hamid Khobir mengundang  Syeikh untuk mengunjungi negara Afrika Selatan yang indah, setelah lama terputus kabar keduanya selama sekitar lima puluh tahun. Sehingga  kunjungan terakhir ini adalah kesempatan bagi keduanya untuk memperbarui ikatan persaudaraan.

Sheikh Qardhawi berkesempatan menyampaikan ceramah di masjid-masjid utama di Johannesburg dan Cape Town. Beliau banyak membahas seputar : "Kewajiban Utama minoritas Muslim, yaitu:  kebanggaan terhadap Islam, pemahaman yang baik tentang itu, dan bekerja dalam Islam dan untuk Islam dengan baik, dan juga menjadi  "pembawa kabar gembira tentang kemenangan Islam" dan memperjuangkan undang-undang Akhwal Syakhsiyah secara khusus bagi mereka para  minoritas Muslim, apalagi  perundangan di sana  mengizinkan Muslim untuk tunduk kepada hukum mereka sendiri pada urusan akhwal sakhsiyah ( pernikahan, waris, dll). Bahkan pemerintah telah membentuk sebuah komite ulama Islam untuk mencapai tujuan tsb.

Syeikh Qardhawi juga melakukan review dalam ceramahnya  seputar sejarah kodifikasi hukum syariah, mulai dari “ Majallah al-ahkam al-adilah”  selama Kekhalifahan Utsman. Beliau menekankan pentingnya pengundang hukum syariah, untuk mengetahui hukum berperkara yang mengatur itu. Syeikh juga menekankan pentingnya mengambil dan memanfaatkan kekayaan pemikiran madzhahib islamiyah, khususnya empat madzhab yang utama, begitu pula ijtihad para sahabat dan pengikutnya. Beliau juga berpesan agar tidak taklid pada satu madzhab saja, meskipun madzhab tersebut sudah sangat luas perkembangannya.

Beliau juga mengingatkan pentingnya belajar dan mempelajari UU akhwal syahsiyah  di negara-negara Islam, terutama Mesir dan Suriah. Begitu pula UU akhwal Syakhsiyah lengkap antara kedua negara tersebut yang di susun oleh Dr Mustafa al-Zarqa . Beliau mengingatkan bahwa UU Akhwal Syakhisyah sebagian besar berasal dari  aspek fiqh yang sangat penting untuk diterapkan dalam semua negara Islam. Beliau juga menekankan pentingnya revisi undang-undang setiap periode waktu, untuk menghindari apa yang bisa dipertahankan sebagai akibat dari kegagalan dari menjadi pilihan manusia.
Dalam ceramahnya Syeikh Qardhawi juga menitik beratkan permasalahan Al-Quds,juga kedudukan wanita dalam Islam partisipasi mereka dalam kegiatan sosial, tentang Kemudahan dalam fatwa, serta memberi motivasi  atau semangat ketika berdakwah.

Kunjungan Syeikh Qardhawi menerima perhatian besar dari minoritas Muslim. Mereka memindahkan kunjungan syeikh ke stasiun Radio di Cape Town Muslim yang berada di bawah instansi Mahkamah Islam. Beliau juga menghadiri pertemuan akbar di beberapa masjid. Bahkan ceramahnya juga difilmkan untuk didistribusikan secara luas di antara masyarakat minoritas.

Syeikh Qardhawi juga mengunjungi kantor sekretariat Asosiasi Ulama kota Boukhautink, dan Kantor cabang Yayasan Al-Quds International di Johannesburg, Kantor Mahkamah Islam, Cape Town, dan An-Nuur Education Center untuk , Cape Town.  Ia juga mengunjungi Tanjung Harapan, yang terletak di pertemuan dua laut. Beliau juga menjalani pelayaran di sekitar pulau Robin Island dimana disana terletak penjara tempat Nelson Mandela ditahan.Dan jauh sebelum itu, juga ditahan disana Syekh Abdullah Abdul-Salam, yang diasingkan dari Indonesia karena menentang penjajahan Belanda kolonial. Syeikh dari Indonesia inilah yang dianggap sebagai sosok yang  pertama kali mendirikan masjid di Afrika Selatan.

sumber terjemahan dari : qaradawi.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Resensi Buku Fiqh Negara Dr. Yusuf Qardhawi

Judul Asli:  Min Fiqh ad-Daulah fil Islam Terjemahan: Fiqih Negara Penulis : Dr. Yusuf Qardhawy Penerjemah: Syafril Halim Penerbit...